IGN menganggap skor musik Woody Jackson “berkualitas tinggi”, dan menyebutnya sebagai “campuran yang menggugah dari gemerincing gitar Ennio Morricone dan musik-musik yang penuh perasaan”. GamesRadar menulis bahwa musik game ini “eklektik dan mendebarkan”. Game Informer mencatat bahwa soundtracknya “memanfaatkan unsur-unsur dari awal musik folk Amerika untuk membawa keaslian bagi dunia game”. Dave Thier dari Forbes mendeskripsikan musiknya sebagai “epik, megah, dan terkadang lembut”, memuji trek vokal yang memiliki pengaruh kuat setara dengan game sebelumnya.
Gameplay Red Dead Redemption 2 mendapat pujian dari Giant Bomb, menyebutkan bahwa, “dari misi-misi terbesar hingga interaksi-interaksi terkecil, semua hal itu terasa dibangun secara individu”. GamesRadar juga memuji isi dan banyaknya detail dalam mekanisme sampingan game ini. EGM menulis bahwa detail-detail kecil game ini “sangat vital dalam pengalaman bermain”, menyebut bahwa hal itu membuat pemain mendapatkan seluruh kenikmatan bermain. Game Informer menghargai misi-misi game yang tidak berisi kekerasan, menginginkan lebih banyak “momen-momen santai yang tersebar di sepanjang cerita”. IGN merasa, meski pergerakan karakter terasa “lebih berat” dari karakter-karakter di Grand Theft Auto V, gerakan Arthur di game tidak terasa sulit. Polygon menganggap pilihan dialognya masih terbatas, namun masih merupakan peningkatan daripada kekerasan di game-game aksi lainnya. Eurogamer menyuarakan keluhan atas kurangnya kebebasan pemain di beberapa misi cerita.
IGN merasa bahwa, meskipun mekanik pertempuran game ini memiliki formula yang sama dengan seri Grand Theft Auto, pertarungan dengan jarak yang lebih dekat menggunakan senjata yang lebih primitif menjadikan pertempuran tersebut “seru”. Chris Carter dari Destructoid menyebut sistem tembak-menembaknya “fantastis” dan memuji mekanik Dead Eye karena “membuat setiap pertempuran terasa lebih bagus”. EGM menulis bahwa “hanya sedikit game yang berusaha untuk menciptakan ulang genre tembak-menembak, tapi Red Dead 2 berhasil melakukannya”. Sam White dari The Hollywood Reporter merasa bahwa senjata-senjata api dalam game ini adalah “alat yang lebih lambat dan lebih berarti”, sehingga terasa mematikan dalam pertempuran. USgamer merasa bahwa game ini lebih baik dari game sebelumnya, tetapi “bukanlah sistem pertempuran third person yang terbaik”.
Film Crit Hulk, menulis untuk Polygon, mengkritik sistem kendali permainan yang dianggapnya “terus-menerus monoton”. Kirk Hamilton dari Kotaku mengeluhkan interaksi dalam dunia game yang “membuat frustrasi dan tidak konsisten” dikarenakan “kinestetik yang jelek, skema kontrol campur aduk, dan antarmuka pengguna yang tidak jelas”, menyebut navigasi yang “sulit, berat, dan tidak elegan” dan input tombol yang lambat dan tidak memuaskan. Thier dari Forbes setuju dengan hal ini dengan mengkritik input tombol yang sering macet, sementara Paul Tassi yang juga dari Forbes menganggap “kendali, mekanik, dan antarmuka pengguna” yang ada dalam game “sangat menyusahkan”. Robert Ramsey dari Push Square menyebut bahwa kontrol dalam game “lumayan baik” tetapi terkadang “menyebalkan”, dan tata letak tombol untuk berbagai tindakan yang terlalu rumit.
Jurnalis game Jim Sterling merasa bahwa banyaknya realisme dalam game menyebabkan berbagai proses atau animasi menjadi terlalu panjang, contohnya saat berburu hewan untuk mendapatkan kulitnya. Selain keluhan ini, para pengulas menemukan bahwa meski realisme menjadi fokus utama dalam game, tingkat realisme juga masih rendah, dengan ketidaksesuaian antara rasa imersi dan sistem mekanik yang menentang hukum fisika serta animasi yang mereka anggap tidak realistis; Polygon merasa bahwa kemampuan untuk berinteraksi dengan berbagai objek menghasilkan beberapa interaksi yang tidak berarti, dan tujuan mereka untuk mencapai realisme dalam video game tidak berhasil. Jeff Grubb dari VentureBeat menulis bahwa, meskipun menghadirkan berbagai opsi untuk pemain, gameplaynya masih membatasi pemain untuk mendapat pilihan-pilihan lain. USgamer dan Forbes merasa bahwa sistem wanted tidak adil bagi pemain yang melakukan kejahatan yang sulit dihindari, seperti tidak sengaja bertabrakan dengan NPC.
Rilisnya Red Dead Redemption 2 untuk platform Microsoft Windows juga menerima “pujian universal”, menurut Metacritic; dan menjadi salah satu game PC dengan rating tertinggi. Sam White dari PCGamesN menganggap peningkatan grafis membuat dunia game “memiliki penampilan terbaik”. Destructoid memuji adanya penambahan Mode Foto. Sam Machkovech dari Ars Technica merasa bahwa animasi game saat cutscene tidak cocok dengan frame rate yang lebih tinggi, tetapi menganggap gameplay-nya jauh lebih unggul dari versi konsol. Matthew Castle dari Rock, Paper, Shotgun memuji kontrol yang telah disesuaikan, terutama saat menandai target di mode Dead Eye, meskipun mereka butuh waktu untuk terbiasa dengan kontrol tersebut. James Davenport dari PC Gamer menyatakan bahwa perspektif kamera orang pertama pada versi Windows lebih superior karena kendali mouse yang responsif. Jean-Kléber Lauret dari Jeuxvideo.com mengatakan bahwa dibutuhkan perangkat keras yang tinggi untuk memainkan game ini dikarenakan adanya peningkatan grafis dan teknis, mengatakan bahwa dia mengalami beberapa crash saat bermain. Samit Sarkar dari Polygon mengkritik adanya gangguan teknis di versi Windows, menulis bahwa dia mengalami freeze yang “cukup buruk sehingga saya tidak bisa memainkan game ini sampai Rockstar memperbaikinya”.
Penjualan
Contents
Karena game sebelumnya adalah salah satu game terlaris dari konsol permainan video generasi ketujuh, banyak analis yang memperkirakan bahwa Red Dead Redemption 2 akan menjadi salah satu game dengan penjualan tertinggi di tahun 2018 dan akan berpengaruh besar pada penjualan game lainnya selama kuartal keempat. Ketika membahas penundaan game hingga Oktober 2018, Paul Tassi dari Forbes mengatakan bahwa peluncuran yang sukses “bisa menghambat penjualan semua game pesaing yang dirilis di waktu yang sama, dan akan membuat dampak yang cukup keras di sekitar industri game”. Pada Juli 2018, penganalis industri Mat Piscatella memprediksi bahwa Red Dead Redemption 2 akan menjadi game terlaris tahun 2018, mengalahkan penjualan judul-judul blockbuster lainnya seperti Battlefield V, Call of Duty: Black Ops 4, dan Fallout.
Red Dead Redemption 2 memiliki penjualan akhir pekan terbesar dalam sejarah industri hiburan, menghasilkan pendapatan lebih dari US$725 juta dalam tiga hari, dan lebih dari 17 juta kopi terkirim dalam dua minggu, melebihi penjualan seumur hidup Red Dead Redemption. Selain itu, Red Dead Redemption 2 mencetak rekor peluncuran produk hiburan terlaris kedua (setelah Grand Theft Auto V) dan mencatat rekor untuk pre-order terbesar yang pernah ada, penjualan hari pertama terbesar, dan penjualan terbesar selama tiga hari pertama di PlayStation Network. Game ini telah terkirim sebanyak 23 juta kopi pada Desember 2018, 24 juta pada Maret 2019, 29 juta pada Desember 2019, 31 juta pada Maret 2020, dan 32 juta per Juni 2020. Berdasarkan penjualan dolar, game ini adalah yang terlaris di paruh kedua dekade 2010-an, dan game terlaris ketujuh dalam dekade tersebut.
Red Dead Redemption 2 adalah game ritel terlaris di minggu pertama peluncurannya dan game terlaris kedua tahun 2018 di Britania Raya (setelah FIFA 19). Pada minggu pembukaan, penjualan fisik game di UK berjumlah dua kali lipat dari game sebelumnya, dengan 68% penjualan dari versi PlayStation 4. Red Dead Redemption 2 juga merupakan game non-FIFA terlaris ketiga yang dirilis pada konsol generasinya, di belakang Call of Duty: Black Ops III dan Call of Duty: Advanced Warfare. Dalam minggu pertama penjualannya di Jepang, versi PlayStation 4 dari Red Dead Redemption 2 terjual 132.984 kopi, yang menempatkannya pada posisi nomor satu di tangga penjualan video game di semua format. Versi Windows terjual 406.000 kopi saat diluncurkan pada November 2019, meningkat hingga lebih dari satu juta kopi setelah dirilis di Steam pada bulan berikutnya.
Kontroversi
Sebelum game ini dirilis, Dan Houser menyatakan bahwa para tim telah bekerja 100 jam setiap pekan “beberapa kali pada tahun 2018”. Banyak sumber yang mengartikan pernyataan ini sebagai “waktu kerja yang intens” bagi seluruh staf pengembangan game, serupa dengan tuduhan yang dibuat oleh istri-istri dari karyawan Rockstar San Diego pada saat pengembangan game sebelumnya. Keesokan harinya, Rockstar memberi klarifikasi dalam sebuah pernyataan bahwa durasi kerja yang disebutkan oleh Houser hanya berlaku pada staf penulis senior Red Dead Redemption 2, dan bahwa jam kerja tersebut hanya berlangsung selama tiga minggu selama keseluruhan pengembangan. Houser juga menyatakan bahwa pihak perusahaan tidak akan pernah mengharapkan atau memaksa karyawan untuk bekerja selama itu, dan alasan karyawan yang bekerja sampai larut malam di studio adalah karena passion mereka untuk proyek tersebut. Namun, karyawan Rockstar lainnya berpendapat bahwa pernyataan Houser tidak memberikan gambaran yang akurat tentang “budaya kerja intens” di perusahaan tersebut, termasuk waktu lembur “wajib” dan periode kerja intens selama bertahun-tahun. Karena kontrak kerja yang berbasis gaji, banyak karyawan tidak diberi kompensasi untuk kerja lembur mereka dan sebaliknya bergantung pada bayaran bonus akhir tahun yang bergantung pada hasil penjualan game. Meskipun demikian, banyak karyawan yang setuju dalam pernyataan mereka bahwa kondisi kerja agak membaik sejak pengembangan Red Dead Redemption yang pertama.
Pada November 2018, YouTuber bernama Shirrako memposting beberapa video di mana karakternya membunuh NPC suffragette wanita, mengorbankannya untuk jadi makanan aligator dan menjatuhkannya ke dalam poros tambang. Pihak YouTube mensuspen kanal tersebut karena melanggar pedoman komunitasnya, menyebut sifat eksplisitnya sebagai konten syok dan karena mempromosikan kekerasan. Para penonton, termasuk kanal-kanal lain, memprotes keputusan tersebut. Sebaliknya, Shirrako juga telah mengunggah video-video dengan tindakan serupa pada karakter-karakter lain, seperti karakter Ku Klux Klan. YouTube mengembalikan kanal tersebut dan menetapkan batasan usia pada video-video suffragette tersebut, dengan pernyataan: “pihak reviewer akan dididik tentang hal ini dan agar tidak mengulangi kesalahan ini”.
Rockstar menerima pemberitahuan surat pemberhentian dari Securitas AB, perusahaan induk dari agensi Pinkerton saat ini. Securitas menegaskan bahwa penggunaan nama dan gambar lencana Pinkerton dalam Red Dead Redemption 2 bertentangan dengan merek dagang mereka atas dua merek tersebut dan menuntut royalti untuk setiap salinan permainan yang terjual atau mereka akan mengambil tindakan hukum. Rockstar mengajukan komplain terhadap Securitas pada Januari 2019, dengan menyatakan bahwa nama Pinkerton sangat berkaitan dengan Wild West, dan penggunaan istilah tersebut tidak melanggar merek dagang Pinkerton. Rockstar mencari keputusan untuk menyatakan penggunaan Pinkerton dalam game sebagaimana diizinkan oleh penggunaan wajar. Pada April 2019, penyelesaian masalah telah disetujui secara rahasia, dan Securitas kemudian mencabut gugatan tersebut.
Baca Juga : https://www.outputmath.com/mangsa/